Matahari yang Tenggelam
Saturday, July 13, 2013 @ 7:44 PM
Selamat malam!
Sulit bagiku untuk menulis belakangan ini (lagi). Bisa dibilang kalau aku nulis udah setengah jalan terus kesimpen di draft, dan aku baca baca lagi aku selalu ngerasa EYDnya kurang bener. Makanya gagal dipost. Maaf pembaca, yang ngga pernah nyata. Kecuali kamu.
Setiap aku nulis di blog, aku selalu berharap kalau hari ini bukan hari terakhir tulisan aku dipost di blog ini. Blog sampah yang isinya cuma curhatan ngga jelas terus, galau terus, putus asa terus. Hah. Bahkan buat ngetik lagi aja kayaknya aku harus belajar lagi. Mungkin aku harus baca. Baca. Baca. Baca.
Kenapa harus matahari?
Tuhan. Minggu ini sangat krusial. Aku ngga sanggup menghadapi semuanya tanpa semua sahabatku dan Vio. Bisa dibilang mereka lah yang menjadi salah satu alasanku untuk tetap survive disini, Bandung. Tapi di minggu yang amat krusial ini, aku sadar kalau aku ngga bisa bahagia kalau mereka juga ngga bahagia. Sedih, jelas lah. Perasaan ini muncul lagi. Sama persis saat aku akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Merasa jadi teman sekaligus pacar yang buruk?. Iya, pasti. Sadar banget ngga sepenuhnya aku ngajarin mereka dengan benar. Terutama di bidang yang akan aku jalani 4 tahun ke depan. Kenapa malah aku yang merasa gagal? Apalagi salah satu sahabatku ngga ada kabar, sampai detik ini.
Semoga Ia seperti matahari. Tenggelam di satu sisi, tetapi tetap menerangi sisi lainnya.
Semangat ya, Anis, Riri, Vio <3 br="">3>