photografreak ♥
You don’t take a photograph, you make it.
profile
Hello :) Welcome! i'm Aditria Nurmita Dewi a.k.a Nyra, this blog tells about expressions, emotions, stories, my life, and of course my song and requiem. come on and read it! just relax and enjoy it!

View all my networks?

tagboard


past
older post main page



credits
This blogskin is proudly presented to you by Anna May
Kilas Balik Masa Lalu dan Penyesalan.
Thursday, September 4, 2025 @ 11:59 PM

 17.30 waktu Eropa di musim panas.

Sepertinya tak pernah sekali pun aku menyingkap tentang hal-hal di ranah pekerjaan. Mungkin karena aku tak pernah peduli lagi dengan kemampuanku menulis di laman ini, atau memang blog yang sudah bukan lagi masanya. Hari ini, aku masih di tahun 2025, hampir 8 tahun lamanya sejak catatan terakhirku. 

Baru saja kututup kamus Bahasa Inggris-Indonesia setelah kuselesaikan kalimat sebelumnya. Aku tidak tahu apa itu post dalam Bahasa Indonesia. Memalukan.

Ini tahun kelimaku tinggal di Jerman. Sudah 5 tahun pula aku berkomunikasi di kantor dengan Bahasa Inggris, bahkan di kehidupan sehari-hari. Bukan sombong, melainkan sisi diriku untuk bertahan hidup sangat kuat, sampai-sampai kurelakan Bahasa ibuku. Walau terbata-bata, sepertinya blog akan menjadi tempat yang pas untukku berlatih berbahasa lagi.

Minggu lalu, hatiku sesak setelah memimpikan seseorang yang bahkan kutakpernah ingat namanya. Memang benar, tahun ini, aku banyak menyambung pertemanan kembali setelah sekian lamanya. Tapi kali ini, tanpa kusadari, aku telah membangkitkan potret-potret yang telah terkubur sejak lama, hanya dari satu mimpi.

-------------------------

19 tahun silam, aku terpapar tren dunia maya di saat usiaku yang masih muda. Sebelas tahun. Kalau kupikir lagi, diriku yang sekarang patut meneriakiku di masa lalu karena masih di bawah umur. Sebelas tahun. Aku mencoba mengingat-ingat apa yang pernah ada di pikiranku saat itu? 

Aku tidak menemukannya. 

Hari itu adalah hari kerja, maka aku utamakan cara-cara cepat untuk mengingat-ingat masa lalu. Blog ini menjadi saksi.


Aku menelaah di setiap kesalahan-kesalahan ketik yang aku catat, mungkin, saking menggebu-gebunya perasaanku saat menulis. Hebatnya, aku dapat merasakannya juga saat membaca tulisan-tulisanku. Tulisan demi tulisan, banyak di antaranya paragraf tidak jelas tanpa konteks. Atau pula tulisan-tulisan pendek berisi kekesalan atau kebahagiaan. Dari situ, aku bisa membayangkan gejolak emosi saat masa-masa remaja, yang aku sendiri sudah lupa rasanya. 

Di situ terlihat bahwa aku tidak punya rasa takut yang menutupiku sekarang. Aku merasa, dulu aku sangat bebas mengutarakan apa saja yang ingin aku sampaikan, tanpa peduli apa kata orang, atau pun perasaan mereka. Dari situ juga, aku harus belajar menerima keputusan orang-orang yang sebenarnya tidak bisa aku terima. Sepertinya, di masa remaja, aku sangat bahagia. Tapi kenapa aku bisa lupa?

Rasa penasaran menghampiriku, ketika aku sadar ada satu masa, di mana aku harus merelakan kenangan-kenangan itu. Meskipun begitu, sepertinya, alam bawah sadarku tetap menyimpan kenangan yang aku sengaja buang. Lewat mimpi, aku pun berpetualang. 

Saat aku butuh asupan-asupan pengingat, akhirnya kuputuskan untuk merobek file-file lama yang kupendam dengan sengaja. YahooMessenger pun tak dapat bekerja untuk membuka pesan-pesanku yang tersimpan sedalam-dalamnya. Jangan tanya bagaimana aku bisa mengenkripsikan pesan-pesan itu, ini tahun 2025.

Lalu, kubuka pesan pertama. 

"Akhirnya muncul juga.."

Kututup lagi pesan itu. Aku tidak siap membaca percakapan antara seorang (anak) perempuan 12 tahun dengan pria 6 tahun lebih tua dariku.

Lagi lagi aku kuatkan hatiku dan kubacakan lagi baris-baris pesannya. Satu yang kuingat, pesan-pesan itu pernah jadi bagian dari hari lelahku di sekolah. Atau hari Mingguku yang selalu diawali dengan tontonan kartun di TV. Aku hanya bisa tersenyum. Meskipun tak kulanjutkan membaca percakapan-percakapan tersimpan, aku percaya bahwa semua percakapan ini akan melengkapi rasa penasaran. 


Ide bagus dari temanku untuk meminta AI untuk menganalisis pesan-pesan tersebut. Aku kagum. Meskipun pada akhirnya, aku terbayang rasa sedih yang kuderita saat anak di bawah umur ini bertepuk sebelah tangan. Anehnya, aku sangat terbiasa. Hal-hal tak terbalas ternyata sudah jadi bagian dari tumbuh kembang masa kecilku. Aku pun lanjut menanyakan lagi pada AI, apa yang kira-kira dapat disimpulkan pada percakapanku 3 tahun kemudian (saat usiaku 15). Jawabannya tak terduga, AI bilang padaku bahwa ada banyak sekali perkembangan emosional yang terdeteksi di percakapan itu. Di situ pula aku coba menulusuri apa saja yang kualami sampai akhirnya aku lupa. 

Kucoba pula mendengarkan playlist di masa remajaku. Cukup membantu. Entah sudah berapa kali kudengarkan lagu Jrocks-Berharap Kau Kembali di handphoneku. 

Setelah aku berhasil mengingat-ingat masa laluku, aku coba mengirimkan pesan ke beberapa orang yang kurasa berperan penting di hidupku, yang sayangnya terputus kontak karena satu dan lain hal. Kebanyakan di antaranya hilang kontak sejak 15 tahun lamanya. Aku ke mana saja? 

Namun tak banyak yang bicara. Kurasa, orang-orang memilih untuk tidak menyingkap masa lalunya, apalagi dengan orang-orang yang sudah lama tak saling berkomunikasi. Di sisi lain, aku tak sabaran dengan hasil mesin pencari. Tak kunjung ada hasil. Kali ini aku bekerja sama lagi dengan AI untuk merumuskan hal-hal yang kuanggap penting dan bisa jadi petunjuk pencarianku. 3 hari tak ada hasil.

Aku tak ingat nama, tapi aku ingat kalau aku pernah lihat namanya. Tak tahu di mana. Aku coba lagi dan lagi. Tidak ada hasil. Mungkin memang apa yang ada di dunia maya tak selalu harus berkaitan dengan dunia nyata. Aku tak perlu tahu nama, tempat tinggal, meskipun tahu, harusnya aku bertanya-tanya apakah informasi yang kudapat itu nyata adanya? Aku menyerah.

Balasan juga tak kunjung datang. Aku mulai banyak berprasangka, tentang apa-apa saja kejadian yang memungkinkan. Aku telusuri lagi koneksi-koneksi yang kiranya dapat membantu memoriku bekerja. Kuulang lagi lagu J-rocks - Berharap Kau Kembali. Kombinasi ingatan masa lalu dan lagu ini kurasa benar-benar magis.

Entah apa jadinya hidup tanpa ingatan. Saat kuterduduk mengerjakan dua hal berbeda di saat yang sama, aku mengenali nama-nama yang terbaca di salah satu media sosial. Namun tidak semudah itu, nyatanya setelah kuselidiki lebih jauh, aku salah orang. Tapi perasaanku tak bisa berbohong saat membaca nama itu. Aku ulangi lagi lagu Jrocks - Berharap Kau Kembali.


------------

Entah berapa kali pula aku sibuk melakukan pencarian-pencarian fana yang sebenarnya bukan pertama kalinya. Di hari kedepannya, aku temukan lagi pesan-pesan ulang tahun, dan pesan-pesan lebih baru, beberapa tahun setelah kuputuskan kontak. Kami pernah tinggal di provinsi yang sama. 5 tahun lamanya. Tetapi, tak pernah kuingat jari-jariku mengirimkan pesan untuk bertemu. Sialnya, aku juga akhirnya sadar kalau aku tak pernah membalas pesan-pesan dari teman-teman onlineku dulu. Seakut itu kah keinginanku untuk memendam masa lalu, yang kukira adalah masa-masa yang harusnya kurindukan?

Tapi, apa pula jadinya kalau aku lebih memilih sebaliknya? Hidup di dunia maya dan meninggalkan apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata? Entahlah.

------------

Aku ingat nama tengahnya. Segera kuhampiri laptop gameku, dan kucoba cek silang dengan direktori yang ada. 

2012. Tak ada. Padahal katanya ini kemungkinan tahun lulusnya.


Mungkin 1 tahun lebih cepat.


2011. Tak ada. Mungkin dia tidak lulus, sudahi saja pencarian ini.


2013. Tak ada. Padahal di tahun yang sama, aku sudah masuk kuliah.


2014.


Akhirnya aku temukan.


Meskipun tak yakin, tapi entah mengapa, nama depannya sudah cukup mengingatkanku seluruh nama lengkapnya. Memori ini luar biasa adanya.


Lalu apa? 


Tak ditemukan apa-apa.