photografreak ♥
You don’t take a photograph, you make it.
profile
Hello :) Welcome! i'm Aditria Nurmita Dewi a.k.a Nyra, this blog tells about expressions, emotions, stories, my life, and of course my song and requiem. come on and read it! just relax and enjoy it!

View all my networks?

tagboard


past
older post main page



credits
This blogskin is proudly presented to you by Anna May
Kata
Saturday, December 26, 2009 @ 12:14 PM

Hitung nafas yang kelak berat

Kau ‘kan sakit dan pergi

Tanpa waktu yang pasti

Selamanya, selamanya

Melawan hati yang tak pernah padam

Akan hilang..

Ucapkan maaf

Dan kau pun ‘kan tetap disini

Selamanya, selamanya


Halo kata! Kata, salah satu lagu dari The Trees and The Wild. Ngga cuma "Kata" aja, tapi lagu yang lain juga liriknya menispirasi :) Ngga tau juga kenapa harus pasang "Kata" untuk jadi title kali ini.


Lima belas menit yang lalu, baru aja nonton "Mereka bilang, saya monyet!" Pelecehan, banyak banget tuh. Hm, menurut aku juga salah satu film yang kontroversial deh. Dan tentunya, salah satu peraih piala Citra tahun ini. Mungkin ngga bakal dibahas banyak, soalnya masih banyak juga yang harus dibahas.

Bohong itu bukan berarti takut, tapi bohong itu berarti berani! Berani ngelawan! Berani tanggung jawab atas semua kebohongannya!
Jumat lalu, aku mau ngga mau harus berada di area seperti biasanya, seperti hari-hari sebelumnya. Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bandung, yang pada hari itu ada pembagian rapot. Eksklusif untuk kelas 9, ada ranking uji mantap sebulan yang lalu. SULIT! Sulit ngebayangin ada di deretan terbawah nama-nama yang ada di kertas. Sulit nerima kenyataan kalau ternyata ada di deretan itu. Sulit ngubah diri sendiri supaya ngga jatuh lagi di lubang yang sama. Sulit natap mata mereka semua, Mama, Papa, Dia, dan Teman.

332 itu ngga cukup, Ma. Mama tau itu kan? Aku yakin bisa jadi 100 besar! YAKIN MA!
Aku liat muka Mama yang masih berseri-seri, ngga tau kenapa. Tapi mama memang seperti itu setiap tahunnya. Beda lagi kalau aku liat teman-teman yang lain. Omelan, caci maki, sampai resiko yang paling berat sekalipun bisa terjadi. Tapi ngga sama Mama, dia ngga pernah marah kalau nilai aku jelek. Walaupun dalam hati aku, aku udah siap dimarahin. Tapi bagi aku, Mama pasti udah ngerasa puas aku masuk sekolah ini. Sekolah yang kadang guru-gurunya suka ngga dateng, sekolah yang kadang-kadang dibuat jadi biadab sama anak-anak muridnya. Sekolah yang menurut aku kenangan banget, sekolah yang ternyata buat aku belajar semua hal. Sekolah yang bukan aku aja yang berjuang, tapi Mama juga.

Seharian kemarin, aku ngga bisa berhenti mikirin apa yang aku rasa, yang Mama rasain juga, Kakak, Papa, dan angka-angka yang buat aku jadi lebih depresi. Aku masih ngga bisa bayangin angka-angka itu jadinya gimana, dan kayak apaan, aku ngga tau. Ribut-ribut dirumah bikin aku terpaksa ngeluarin tetes demi tetes air mata yang seharusnya ngga keluar. Mama bilang aku udah gede. Ups, Mama bilang kita udah gede. Aku, dan ke dua kakak aku. Tapi aku ngga ngerasain aku udah gede, bahkan dihadapan Mama. Aku masih butuh kasih sayang, walaupun biasanya Mama ngga ada dirumah gara-gara ngaji diluar sampe malem, kadang ke rumah temannya di Jakarta, ngurusin kerjaan di asuransi, bikin roti malem-malem. Aku tau Mama cape, tapi aku juga cape nungguin Mama yang tiap harinya jarang ada di rumah. Bahkan hari kalau aku libur juga. It's nothing. Semuanya ngga ada apa-apanya, Mama emang ngga ada yang bisa ngegantiin. Ngga ada seorangpun.

Aku juga yakin bunga itu ngga bisa ganti besarnya pertolongan Mama ke aku, foto itu juga ngga bisa. Apapun juga, ngga bisa. Makasih banyak, Selamat hari ibu, Ma. Tapi bukan hari ini aja, setiap harinya juga bisa kan?

Kata? Ngga penting dan ngga berguna! Tapi rasa ngga kayak gitu.